Selasa, 17 Juli 2007

Cincalo

Cincalo, Jambu Air Hasil Persilangan Thailand dan Taiwan
Rasa Manis dan Renyah

Senin, 11-06-2007
*misno
JAMBU air cincalo atau yang disebut jambu salju, merupakan salah satu jambu air hasil persilangan jambu asal Taiwan dengan jambu asal Thailand. Ya, persilangan kedua jenis jambu berbeda ini dilakukan oleh seorang pemilik usaha pertanian jambu air di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat. Dari hasil persilangan itu diperolehnya jambu jenis salju yang rasanya renyah dan rasanya sangat manis. Sebab itulah jambu ini dinamakan jambu salju oleh penanamnya Zen Ginting (46).

Usaha pertanian ini dimulainya sejak tahun 2004, ketika ia baru pulang dari Thailand dengan membawa beberapa batang pohon jambu okulasi. Setibanya di perkebunan miliknya, jambu ini dibesarkan dan disilangkan dengan jenis jambu air merah dari Taiwan yang diketahui banyak dibudidayakan di tanah air.
Dan, kini jambu salju yang dikembangkannya mencapai enam hektar. Tanaman ini tidak semuanya milik Zen Ginting, ada juga tanaman jambu milik tetangganya. Sedangkan bibit jambu cincalo ini tidak diperjualbelikan Zen Ginting.
“Masalah penyilangan bibit itu rahasia. Belum waktunya dipublikasikan dan belum bisa diperjualbelikan. Pasalnya, tanaman ini baru pertama kita kembangkan dan masih dalam satu generasi. Jika kita pasarkan bibitnya, nanti banyak pembeli yang merasa kecewa akibat tidak tahu merawatnya,” ungkap Zen Ginting kepada MedanBisnis, baru-baru ini di lokasi pertaniannya di Desa Mekar Jaya.
Tanaman jambu cincalo, lanjutnya, tidak begitu tinggi namun rindang. Ketinggiannya hanya sekitar 1,5 meter. Sedangkan buahnya berada di ujung ranting bagian batang bawah hingga ranting batang atas. Buah jambu ini bergerombol antara 4-9 buah pertangkai.
“Jambu ini berusia tiga tahun baru bisa menghasilkan. Bayangkan saja, sejak tahun 2004 hingga sekarang tahun 2007, jambu ini sudah berbuah dua kali,” sebut Ucok, pekerja kebun jambu Zen Ginting.
Teknik Budidaya
Sedangkan perawatan terhadap tanaman ini, pertama hanya dibutuhkan pupuk kandang, pupuk organik, pupuk buah dan pupuk batang. Tanah yang mau dijadikan lubang tanaman jambu, terlebih dahulu dibersihkan dan lokasi tanahnya datar serta tidak terkena banjir.
Tanah datar dilubangi dengan jarak 50 x 60 cm dengan kedalaman 40 - 50 cm. Selama tanah dilubangi, lubang ini dibiarkan hingga 2 minggu untuk mendinginkan tanah. Selanjutnya, pada lubang tanam pupuk kandang dicampur pupuk organik, pupuk buah dan pupuk batang secukupnya ditaburkan. Kemudian dibiarkan terbuka selama kurang lebih satu minggu.
Namun lebih baik lubang yang sudah berisi pupuk didinginkan selama satu bulan, baru bibit batang jambu hasil okulasi tadi ditanam. Kondisi tanah diusahakan tetap gembur pada sekeliling tanaman. Setelah bibit jambu ditanam, usahakan setelah tumbuh sempurna diberikan pemupukan yang teratur.
Tidak hanya itu, pada tanaman juga perlu diberikan zat perangsang tumbuh (ZPT) yang banyak dijual dipasar, seperti Atonix. Pemberian zat ini tidak boleh berlebihan, namun tergantung kondisi kesuburan tanaman itu.
Setelah berusia 2 tahun, perangsang pupuk buah juga diberikan untuk memperkuat buah yang akan dikeluarkan tanaman. Untuk mencegah keguguran bunga, perlu diberikan penyemprotan penguat buah secukupnya. Penyemprotan ini dilakukan pagi hari, sewaktu embun masih terdapat pada dedaunan pohon tanaman jambu cincalo.
Sedangkan untuk menghindari sengatan kumbang dan binatang pengganggu, perlu dilakukan perlindungan terhadap buah, yakni dengan membungkus buah jambu dengan plastik. Pembungkusan ini juga untuk mempercepat besarnya buah jambu.
Untuk pohon jambu yang subur dan terawat, biasanya bisa memproduksi buah antara 20 - 30 kg. Ini untuk tanaman panen perdana pada usia 2-3 tahun. Namun, setelah pohon jambu ber tambah besar, produksi buah diprediksi bisa mencapai 40 kg hingga ratusan kg.
Menurut Zen Ginting, jambu yang dibudidayakan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat ini tergolong sukses. “Jambu cincalo ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan berpeluang mengisi pasar ekspor Malaysia, selain mengisi pasar-pasar buah di Binjai dan Kota Medan,” jelasnya sembari menambahkan, jambu hasil produksi tanamannya rata-rata memiliki berat 150 - 200 gram per buah atau setiap kilogramnya terdiri dari 6 - 8 buah jambu cincalo yang merah.
Dikatakannya, dari produksi buah yang pernah dipanen, untuk jenis jambu cincalo king saat ini dipasar ekspor mencapai Rp 30.000 - Rp 50.000 per kg. Harga ini bervariasi, tergantung tujuan pasar ekspor melalui daerah pengiriman. “Jika jambu ini lewat Dumai, biasanya dijual ke Malaysia bila dirupiahkan mencapai Rp 50.000 per kg. Dan bila pengirimannya lewat Belawan, harganya hanya Rp 30.000 per kg. Sedangkan pasar lokal untuk kelas jambu cincalo B, hanya Rp 7.000 - Rp 12.000 per kg. Harga lokal ini umunya dijual pedagang di pasar-pasar buah di Kota Medan dan Kota Binjai,” akunya.
Mengenai populasi tanaman per hektar, Zen Ginting mengatakan, sebanyak 125 batang. Ini untuk menghindari kepadatan tanaman yang bisa menyebabkan panas. Dan, setiap 40 pohon dirawat oleh satu orang pekerja, dengan upah Rp 25.000 per hari.

http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=91723&more=1